TUTORIAL

CNT-121-DH-TSM

Induktor

Induktor

Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika ? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling kawat tembaga akan terbentuk medan listrik. Dengan aturan tangan kanan dapat diketahui arah medan listrik terhadap arah arus listrik. Caranya sederhana yaitu dengan mengacungkan jari jempol tangan kanan sedangkan keempat jari lain menggenggam. Arah jempol adalah arah arus dan arah ke empat jari lain adalah arah medan listrik yang mengitarinya.

Arah Medan Listrik

Tentu masih ingat juga percobaan dua utas kawat tembaga paralel yang keduanya diberi arus listrik. Jika arah arusnya berlawanan, kedua kawat tembaga tersebut saling menjauh. Tetapi jika arah arusnya sama ternyata keduanya berdekatan saling tarik-menarik. Hal ini terjadi karena adanya induksi medan listrik. Dikenal medan listrik dengan simbol B dan satuannya Tesla (T). Besar akumulasi medan listrik B pada suatu luas area A tertentu didefinisikan sebagai besar magnetic flux. Simbol yang biasa digunakan untuk menunjukkan besar magnetic flux ini adalah F dan satuannya Weber (Wb = T.m2). Secara matematis besarnya adalah :

Medan Flux

Medan Flux

Lalu bagaimana jika kawat tembaga itu dililitkan membentuk koil atau kumparan. Jika kumparan tersebut dialiri listrik maka tiap lilitan akan saling menginduksi satu dengan yang lainnya. Medan listrik yang terbentuk akan segaris dan saling menguatkan. Komponen yang seperti inilah yang dikenal dengan induktor selenoid.

Dari buku fisika dan teori medan magnet, dibuktikan bahwa induktor adalah komponen yang dapat menyimpan energi magnetik. Energi ini direpresentasikan dengan adanya tegangan emf (electromotive force) jika induktor dialiri listrik. Secara matematis tegangan emf ditulis :

Tegangan emf

Tegangan emf

Jika dibandingkan dengan rumus hukum Ohm V=RI, maka kelihatan ada kesamaan rumus. Jika R disebut resistansi dari resistor dan V adalah besar tegangan jepit jika resistor dialiri listrik sebesar I. Maka L adalah induktansi dari induktor dan E adalah tegangan yang timbul jika induktor di aliri listrik. Tegangan emf di sini adalah respon terhadap perubahan arus fungsi dari waktu terlihat dari rumus di/dt. Sedangkan bilangan negatif sesuai dengan hukum Lenz yang mengatakan efek induksi cenderung melawan perubahan yang menyebabkannya.

Hubungan antara emf dan arus inilah yang disebut dengan induktansi, dan satuan yang digunakan adalah (H) Henry.

Induktor disebut self-induced

Arus listrik yang melewati kabel, jalur-jalur pcb dalam suatu rangkain berpotensi untuk menghasilkan medan induksi. Ini yang sering menjadi pertimbangan dalam mendesain pcb supaya bebas dari efek induktansi terutama jika multilayer. Tegangan emf akan menjadi penting saat perubahan arusnya fluktuatif. Efek emf menjadi signifikan pada sebuah induktor, karena perubahan arus yang melewati tiap lilitan akan saling menginduksi. Ini yang dimaksud dengan self-induced. Secara matematis induktansi pada suatu induktor dengan jumlah lilitan sebanyak N adalah akumulasi flux magnet untuk tiap arus yang melewatinya :

Induktansi

Induktansi

Induktor selenoida

Induktor selenoida

Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian dc salah satunya adalah untuk menghasilkan tegangan dc yang konstan terhadap fluktuasi beban arus. Pada aplikasi rangkaian ac, salah satu gunanya adalah bisa untuk meredam perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi fungsi dari induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian filter, tuner dan sebagainya.

Dari pemahaman fisika, elektron yang bergerak akan menimbulkan medan elektrik di sekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi empat, setegah lingkaran ataupun lingkaran penuh, jika dialiri listrik akan menghasilkan medan listrik yang berbeda. Penampang induktor biasanya berbentuk lingkaran, sehingga diketahui besar medan listrik di titik tengah lingkaran adalah :

Medan listrik

Medan Listrik

Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan N relatif terhadap panjang induktor l. Secara matematis ditulis :

Lilitan per-meter

Lilitan per-meter

Lalu i adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol m yang dinamakan permeability dan mo yang disebut permeability udara vakum. Besar permeability m tergantung dari bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor tanpa inti (air winding) m = 1.

Jika rumus-rumus di atas di subsitusikan maka rumus induktansi (rumus 3) dapat ditulis menjadi :

Induktansi Induktor

Induktansi Induktor

Induktor selenoida

Induktor selenoida dengan inti (core)

L : induktansi dalam H (Henry)

m : permeability inti (core)

mo : permeability udara vakum

mo = 4p x 10-7

N : jumlah lilitan induktor

A : luas penampang induktor (m2)

l : panjang induktor (m)

Inilah rumus untuk menghitung nilai induktansi dari sebuah induktor. Tentu saja rumus ini bisa dibolak-balik untuk menghitung jumlah lilitan induktor jika nilai induktansinya sudah ditentukan.

Toroid

Ada satu jenis induktor yang kenal dengan nama toroid. Jika biasanya induktor berbentuk silinder memanjang, maka toroid berbentuk lingkaran. Biasanya selalu menggunakan inti besi (core) yang juga berbentuk lingkaran seperti kue donat.

Toroida

Toroida

Jika jari-jari toroid adalah r, yaitu jari-jari lingkar luar dikurang jari-jari lingkar dalam. Maka panjang induktor efektif adalah kira-kira :

Keliling lingkaran toroida

Keliling lingkaran toroida

Dengan demikian untuk toroida besar induktansi L adalah :

Induktansi Toroida

Induktansi Toroida

Salah satu keuntungan induktor berbentuk toroid, dapat induktor dengan induktansi yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan induktor berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya menggunakan inti (core) yang melingkar, maka medan induksinya tertutup dan relatif tidak menginduksi komponen lain yang berdekatan di dalam satu pcb.

Ferit dan Permeability

Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang disebut ferit. Ada bermacam-macam bahan ferit yang disebut ferromagnetik. Bahan dasarnya adalah bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nickel, manganese, zinc (seng) dan magnesium. Melalui proses yang dinamakan kalsinasi yaitu dengan pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk campuran tersebut dibuat menjadi komposisi yang padat. Proses pembuatannya sama seperti membuat keramik. Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya adalah keramik.

Ferit yang sering dijumpai ada yang memiliki m = 1 sampai m = 15.000. Dapat dipahami penggunaan ferit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai induktansi yang lebih besar relatif terhadap jumlah lilitan yang lebih sedikit serta dimensi induktor yang lebih kecil.

Penggunaan ferit juga disesuaikan dengan frekuensi kerjanya. Karena beberapa ferit akan optimum jika bekerja pada selang frekuensi tertentu. Berikut ini adalah beberapa contoh bahan ferit yang di pasar dikenal dengan kode nomor materialnya. Pabrik pembuat biasanya dapat memberikan data kode material, dimensi dan permeability yang lebih detail.

Data Material Ferit

Data Material Ferit

Sampai di sini kita sudah dapat menghitung nilai induktansi suatu induktor. Misalnya induktor dengan jumlah lilitan 20, berdiameter 1 cm dengan panjang 2 cm serta menggunakan inti ferit dengan m = 3000. Dapat diketahui nilai induktansinya adalah :

L » 5.9 mH

Selain ferit yang berbentuk silinder ada juga ferit yang berbentuk toroida. Umumnya di pasar tersedia berbagai macam jenis dan ukuran toroida. Jika datanya lengkap, maka kita dapat menghitung nilai induktansi dengan menggunakan rumus-rumus yang ada. Karena perlu diketahui nilai permeability bahan ferit, diameter lingkar luar, diameter lingkar dalam serta luas penampang toroida. Tetapi biasanya pabrikan hanya membuat daftar indeks induktansi (inductance index) AL. Indeks ini dihitung berdasarkan dimensi dan permeability ferit. Dengan data ini dapat dihitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai induktansi tertentu. Seperti contoh tabel AL berikut ini yang satuannya mH/100 lilitan.

Tabel AL

Tabel AL

Rumus untuk menghitung jumlah lilitan yang diperlukan untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan adalah :

Indeks AL

Indeks AL

Misalnya digunakan ferit toroida T50-1, maka dari table diketahui nilai AL = 100. Maka untuk mendapatkan induktor sebesar 4mH diperlukan lilitan sebanyak :

N » 20 lilitan

Rumus ini sebenarnya diperoleh dari rumus dasar perhitungan induktansi dimana induktansi L berbanding lurus dengan kuadrat jumlah lilitan N2. Indeks AL umumnya sudah baku dibuat oleh pabrikan sesuai dengan dimensi dan permeability bahan feritnya.

Permeability bahan bisa juga diketahui dengan kode warna tertentu. Misalnya abu-abu, hitam, merah, biru atau kuning. Sebenarnya lapisan ini bukan hanya sekedar warna yang membedakan permeability, tetapi berfungsi juga sebagai pelapis atau isolator. Biasanya pabrikan menjelaskan berapa nilai tegangan kerja untuk toroida tersebut.

Contoh bahan ferit toroida di atas umumnya memiliki permeability yang kecil. Karena bahan ferit yang demikian terbuat hanya dari bubuk besi (iron power). Banyak juga ferit toroid dibuat dengan nilai permeability m yang besar. Bahan ferit tipe ini terbuat dari campuran bubuk besi dengan bubuk logam lain. Misalnya ferit toroida FT50-77 memiliki indeks AL = 1100.

Kawat tembaga

Untuk membuat induktor biasanya tidak diperlukan kawat tembaga yang sangat panjang. Paling yang diperlukan hanya puluhan sentimeter saja, sehingga efek resistansi bahan kawat tembaga dapat diabaikan. Ada banyak kawat tembaga yang bisa digunakan. Untuk pemakaian yang profesional di pasar dapat dijumpai kawat tembaga dengan standar AWG (American Wire Gauge). Standar ini tergantung dari diameter kawat, resistansi dan sebagainya. Misalnya kawat tembaga AWG32 berdiameter kira-kira 0.3mm, AWG22 berdiameter 0.7mm ataupun AWG20 yang berdiameter kira-kira 0.8mm. Biasanya yang digunakan adalah kawat tembaga tunggal dan memiliki isolasi.

Penutup

Sayangnya untuk pengguna amatir, data yang diperlukan tidak banyak tersedia di toko eceran. Sehingga terkadang dalam membuat induktor jumlah lilitan yang semestinya selalu berbeda dengan hasil perhitungan teoritis. Kawat tembaga yang digunakan bisa berdiameter berapa saja, yang pasti harus lebih kecil dibandingkan diameter penampang induktor. Terkadang pada prakteknya untuk membuat induktor sendiri harus coba-coba dan toleransi induktansinya cukup besar. Untuk mendapatkan nilai induktansi yang akurat ada efek kapasitif dan resistif yang harus diperhitungkan. Karena ternyata arus yang melewati kawat tembaga hanya dipermukaan saja. Ini yang dikenal dengan istilah efek kulit (skin effect). Ada satu tip untuk membuat induktor yang baik, terutama induktor berbentuk silinder. Untuk memperoleh nilai “Q” yang optimal panjang induktor sebaiknya tidak lebih dari 2x diameter penampangnya. Untuk toroid usahakan lilitannya merata dan rapat.

DOWNLOAD INDUKTOR


14 November 2007 - Posted by | Elektronika

43 Komentar »

  1. ok….

    thanks ya….

    dah bantu tugas gw…………..

    Komentar oleh tri agustina | 29 November 2007 | Balas

  2. artikelnya menarik, terimakasih saya sdh mendownload. salam kenal dari probolinggo.

    Komentar oleh pakgurukita | 23 April 2008 | Balas

  3. Terimakasih dan mudah-mudahan bermanfaat & salam lagi dari Tasikmalaya.

    Komentar oleh cnt-121 | 23 April 2008 | Balas

  4. Makasih banyak infonya, gua ada banyak kerjaan yg beerhubungan dengan induktor.

    Komentar oleh Andik | 30 April 2008 | Balas

  5. makasih ya materinya

    Komentar oleh madonk | 22 Mei 2008 | Balas

  6. Terimakasih atas info dan ilmunya….

    Komentar oleh renan | 6 Juni 2008 | Balas

  7. terima kasih atas materix,telah banyak membantu saya,salam kenal dari semarang.

    Komentar oleh miguel | 20 Juli 2008 | Balas

  8. Terima kasih yaa… tolong juga dibahas mengenai transformator daya dan transformator audio. Kalau untuk lilitan yang berlapis-lapis rumusnya sama ga?

    Komentar oleh Andang Mulyana | 13 Agustus 2008 | Balas

  9. Terima kasih atas informasinya mudah-mudahan berguna buat semuanya

    Komentar oleh supriyanto | 19 September 2008 | Balas

  10. makasih………….!!!!!!!!!!!!!!1

    Komentar oleh octa | 19 Oktober 2008 | Balas

  11. induktor adalah keperluan siswa SMK dan perbengkelan elektronika
    trima kasih atas rangkaiannya

    Komentar oleh FAUZY | 26 Oktober 2008 | Balas

  12. ilmu yg angat baik adalah dari internet,di minta agar internet di gunakan dengan baik
    terima kasih atas kegunaan rangkaian ilmiah tersebut

    Komentar oleh Fauzy arnanda | 26 Oktober 2008 | Balas

  13. matur nuwun…………………..

    Komentar oleh kunmoyo | 12 November 2008 | Balas

  14. aku juga sedang nyoba design2 menggunakan toroid. Tapi bingung nyari / beli toroidanya dimana. boleh minta masukan??
    sebenarnya bukan komentar, tapi dengan info diatas sangat membantu saya didalam pemilihan jenis inti toroidanya secara cepat…

    Komentar oleh yanuarBob | 12 November 2008 | Balas

  15. materi yang bagus….tapi bahasan komponen yang laen mana?

    Komentar oleh deni hendaro | 20 November 2008 | Balas

  16. saya lg nyusun TA berjudul “induktan meter” trims atas materinya. mas tasiknya dimana.. saya juga d tasik mngkin bisa ketemu.

    Komentar oleh sahrul | 25 November 2008 | Balas

  17. Selamat berjuang mudah-mudahan lancar dalam penyusunan Tugas Akhirnya. Mengenai alamat nanti dikirim via email, ok…?

    Komentar oleh cnt-121 | 25 November 2008 | Balas

  18. tanya ya,,
    kalau pada rangkaian AC dan DC, nilai arus yang dihasilkan apakah sama tau tidak? arus pada rangkaian induksi. terima kasih.

    Komentar oleh haqqi | 18 Desember 2008 | Balas

  19. nanya donk?
    bila induktor tanpa core/air winding permeability yang di pake yang mana?

    Komentar oleh adi | 3 Januari 2009 | Balas

  20. mksh infonya , btw ada ngak materi tuk induktor (reaktor) tk kompensasi jaringan listrik.
    trims

    Komentar oleh ir | 29 Januari 2009 | Balas

  21. mengapa sihh klo nyari susah bgt

    Komentar oleh ajul | 7 Februari 2009 | Balas

  22. tolong informasi tempat yang menjual trafo ferit jenis EI, thanks bgt

    Komentar oleh Ton-ton | 12 Maret 2009 | Balas

  23. terimakasih atas bagi-bagi informainya dan ini sangat bermanfaat buat kami, mohon cantumkan pula contoh data base komponennya

    Komentar oleh rudi sugandhi | 14 Maret 2009 | Balas

  24. 1. Dimana beli ferit EI…?
    2. Bagaimana perhitungan teoritis impedansi,satu misal
    contoh trafo out put inverter welding.?

    thangk kolom rubrinya

    Komentar oleh krisrajawali | 8 April 2009 | Balas

  25. aku pernah liat
    skema begini..toroid, 0,8/3 lilit ac fasa, 0,8/3 lilit ac netral, 0,2 /37 lilit..nah ada yg tau gak tu rangkaian apa?soalnya kata temen tu buat ngukur kebocoran listrik..rumusnya gimana ya..aku penasaran tu skema.

    Komentar oleh harzo | 15 Mei 2009 | Balas

  26. Ada yang bisa bantu teman kita ini………

    Komentar oleh cnt-121 | 16 Mei 2009 | Balas

  27. suwun

    Komentar oleh ratna | 4 Oktober 2009 | Balas

  28. sangat bermanfaat bagi orang – orang yang kesusahan

    Komentar oleh dewi | 10 Oktober 2009 | Balas

  29. saya mah pingin tahu lamun inginkan induktor bernilai 100 uH berapa gulungan kawat kalau digulung dina resistor misalkan kawat nu dipakae 0.05 mm hayooh saha nu bisa tolong dibantu uing ti kampung

    Komentar oleh sikasep widodo | 19 Januari 2010 | Balas

  30. terima kasih atas datanya..

    Komentar oleh veny | 10 Februari 2010 | Balas

  31. thax bgt…!!!!

    Komentar oleh marwah | 6 April 2010 | Balas

  32. makasih banget buat infonya..
    ngebantu buat tugas…

    Komentar oleh ivi | 31 Mei 2010 | Balas

  33. Terima kasih telah membantu saya memecahkan rasa penasaran saya tentang hf transformator .

    Komentar oleh kalistiono | 20 Agustus 2010 | Balas

  34. makacih atas infonya,,
    ngebantu buat pratikum pertma gw……

    Komentar oleh viema | 20 Agustus 2010 | Balas

  35. mas?sy mau tanya bgmana caranya membuat trafo ferit,DC.TO.DC kasihtau dong rumusnya….!!!!makasih.

    Komentar oleh sahlan | 9 November 2010 | Balas

  36. mas di mana saya bisa beli atau pesan ferit ini? Thx,

    Komentar oleh sheri | 9 April 2011 | Balas

  37. tutorial yang sangat bagus untuk pecinta elektronika.. salam kenal

    Komentar oleh Ihsan Prawoto | 3 Mei 2011 | Balas

  38. Hai gw anak br nih, bs minta tolong nggak? Cara bkin lilitan induktor bernilai 0,2uH+05uH+0,7uH. gmn sih??. Tanx

    Komentar oleh Hairiel | 7 Juli 2011 | Balas

  39. genius, mudah dimengerti penjelasannya, ga seperti guru di sekolah…trimakasih sedot dulu…salam kenal ..

    Komentar oleh Rayman | 15 Agustus 2011 | Balas

  40. Untuk menentukan nilai induktor pakai LC Meter gan ……

    Komentar oleh agustomank | 30 April 2012 | Balas

  41. untuk trafo toroid ada refrensi gan kalau ada tolong dikirim ke alamt emailku ardath_meca@yahoo.com terimakasih

    Komentar oleh artires | 12 September 2012 | Balas

  42. mantap materinya. izin di download. salam kenal dari palu. semoga ilmunya dapat bertambah terus.

    Komentar oleh ali | 12 September 2012 | Balas

  43. Gan, itu L diatas satuan yang dipake H ato uH (mikroHenry).

    Komentar oleh rusty | 15 Mei 2015 | Balas


Tinggalkan Balasan ke supriyanto Batalkan balasan